Molah Gasing Kutai
Siang tadi saya sempatkan mampir ke rumah salah seorang maestro pembuatan gasing Kutai, Norsyamdani (42) atau biasa dipanggil Dani, untuk dibuatkan empat buat gasing, yang sudah saya pesan sebelumnya. Gasing dibuat di bengkel bubut, di sebelah rumahnya di Jl Flamboyan, tepat bersisian dengan SMK Geologi Pertambangan Tenggarong. Potongan-potongan kayu bangris yang kuat dan berurat rapat dikapak untuk mendapatkan bentuk dasar lalu dibubut dengan penggaris berbentuk huru H sebagai standar ukuran gasing.
Saya memesan dua buah gasing prangat yang berbentuk pipih, satu gasing tungkul yang saya minta ditarah kasar, berbentuk seperti jantung pisang. Dan satu lagi gasing khusus untuk beturai. Saya memesan sebagai bagian menyicil pendokumentasian saya terhadap barang-barang kerajinan atau kriya Kaltim, diantaranya gasing Kutai.
Gasing beturai adalah jenis untuk lomba adu lama berputar, kini semacam ada kesepakatan ukuran tinggi gasing maksimal 6 cm dengan diameter maksimal 9 cm. Tinggi 6 cm itu dianggap ideal karena berat gasing terjaga.
"Semakin berat sebenarnya semakin bagus, hanya tak boleh melebihi ukuran standar," ujar Dani yang juga ketua Keroan Begasing Kutai (KBK).
KBK adalah organisasi yang dibentuk untuk melestarikan permainan gasing Kutai sejak 2017. Awalnya didirikan Dani bersama Pak Yuyun dari Rumah Budaya Kutai dan Erwan Riyadi.
Selain prangat, dan tungkul, gasing Kutai memiliki ragam bentuk lain yakni pelele, buong, bengor dan pendada. Banyak pendapat yang menyebutkan gasing Kutai semula terinspirasi dari bentuk buah pohon pelele. Ini adalah bentuk awal permainan gasing Kutai, dengan memainkan buah pelele sebagai gasing yang kemudian berkembang menggunakan bahan kayu.
Kemudian ada gasing buong itu terinspirasi dari bentuk guci, sementara gasing bengor adalah gasing yang lebih gepeng biasanya untuk diadu atau dihantamkan sesama gasing. Dan gasing pendada yakni gasing berkepala dua, yang biasanya dipakai juga untuk beturai.
"Ragam bentuk, dan asal muasal gasing ini menunjukkan keterkaitan orang Kutai dengan alam dan lingkungannya," tutur Dani lagi.
Gasing berkualitas bagus bisa berputar lama. Rata-rata bisa 15 menit. Bahkan ada yang sampai 30 menit. Tali untuk pemutar gasing dibuat dari kulit kayu jomok, namun kini lebih sering dengan tali tambang kecil berbahan nilon.
Dahulu gasing adalah permainan anak dan permainan rakyat setelah musim tanam sembari menunggu panen. Juga dimainkan sebagai perayaan musim panen. Sebelumnya gasing dibuat secara tradisional, ditarah menggunakan mandau atau kapak. Kini gasing bisa dibuat dengan lebih rapi dan terukur menggunakan mesin dan pahat bubut. Permainan gasing sekarang juga berkembang sebagai bagian olahraga tradisional yang kerap diperlombakan.
Dani mengaku sudah bisa membuat gasing sendiri sejak sekolah dasar. Namun, mulai mengembangkan dan menjualnya sejak 2012.
Kayu yang sering digunakan sebagai bahan gasing utamanya kayu keras seperti ulin, dan bangris. Kayu bangris dianggap lebih tahan, liat, dan paling tinggi nilainya sebagai bahan gasing. Dani mengatakan mendapatkan bahan baku dari Jonggon. Sebelumnya pernah juga dari Muara Kaman dan Tenggarong Seberang. Sementara pemasaran sudah hampir ke seluruh wilayah Nusantara, meski pangsa pasar utama tetap Kukar.
Satu buah gasing berbahan bangris dihargai sekitar 150 ribu sampai 250 ribu rupiah, tergantung jenis dan ukuran gasing. Sempat saya sampaikan apa tak sebaiknya ada juga gasing yang bisa lebih terjangkau buat anak-anak, entah mungkin bahannya bisa dipakai dari kayu putih yg lebih murah. Tapi katanya justru gasing anak-anak seperti di Tenggarong itu lebih suka yang dari bangris.
Alhamdulilah, dalam hati saya, berarti masih ada kesadaran orang tua untuk mengenalkan ke anak mereka, permainan anak yang bukan melulu gadget dan bisa memicu anak bersosialisasi. Semoga prasangka saya itu benar, meskipun di kampung-kampung masih jarang saya melihat anak-anak mengadu gasing. Apalah lagi saya yang memesan gasing cumak untuk dokumentasi, itu pun masih kurang ragamnya---maklum duit cekak ini, kesian.
Selain gasing, kini Dani juga membuat sumpit, dan juga mulai memolerkan ketapel kayu. Kapan2 kesini lagi untuk mesan gasing bentuk yang lain lagi. Juga pesan kayu bangris, untuk sarung mandau ~